Maksimalkan Coding dengan AI: Project Manager & Programmer Bersinergi

Akhir-akhir ini aku banyak bereksperimen pakai AI buat bantu proses coding, dari yang tadinya hanya “coba-coba nanya” sampai akhirnya bener-bener bisa treat AI layaknya programmer dalam sebuah tim. Aku tulis cerita ini buat kamu yang mungkin lagi mikir: “Bisa nggak sih, aku jadi project manager, terus AI yang jadi programmernya?”
Jawabannya: Sangat bisa! Tapi perlu strategi supaya “vibe” kolaborasinya optimal, dan nggak berujung kode acak-acakan. Di sini aku share pengalaman, insight, juga beberapa template yang aku pakai biar ke depannya kamu atau timmu bisa pakai ulang framework ini untuk berbagai project.
#Mulai dari Mindset: Kamu Leader, AI Executor
Dari pengalamanku, peran kamu di sini jadi semacam project manager, atau bahkan arsitek utama yang nentuin standar, aturan main, sampai big picture dari project. AI, baik itu Copilot, Cursor, Claude, dan teman-temannya, ibarat programmer super-cepat yang siap ngerjain task—asal instruksinya jelas.
Yang harus kamu siapin:
- Dokumentasi & requirement yang rapi.
- Aturan main (context rules) biar AI konsisten.
- Ruang kerja (workspace) yang bersih, context terfokus.
Jangan harap AI selalu ngerti kalau info yang kamu kasih “nanggung”. Semakin detail, semakin bagus hasilnya.
#Dokumen Penting yang Harus Disiapkan
Pengalaman paling mulus tuh biasanya waktu aku nyiapin ini:
- Project Manifest/Overview: Tujuan project & stack apa aja yang dipakai.
- PRD: List fitur, user story, non-functional requirement, acceptance criteria.
- Technical Spec: Struktur kode, pattern, API, testing, sampai database schema.
- Context Rules: Aturan coding, best practice, library yang prefer/harus dihindari (file:
.cursorrules
,copilot-instructions.md
).
Contoh struktur direktori yang aku pakai:
/docs/
00-project-manifest.md
01-prd.md
02-technical-spec.md
03-architecture.md
05-database-schema.md
/templates/
feature-spec-template.md
task-template.md
test-case-template.md
/.cursorrules atau /copilot-instructions.md
#Cara Nulis Prompt yang Bikin AI Nggak Bingung
Berdasarkan trial & error, cara terbaik adalah:
- Spesifik, jangan kasih instruksi terlalu umum.
- Langsung tulis role AI (misal, “Kamu senior developer Flutter”).
- Sertakan context: project apa, task apa, stack apa.
- Sebutin requirement & constraint.
- Tulis format output yang kamu mau (code, test, doc, dll).
- Kalau ada, kasih contoh code/gaya yang kamu suka.
Contoh singkat:
Role: Kamu senior Flutter dev
Context: Lagi ngerjain fitur login OAuth
Task: Buat halaman login pakai Google, backend pakai Supabase
Requirements:
- Clean architecture
- Harus ada error handling
Constraints:
- Jangan pakai package X, pakai package Y
Output: Code + test + doc + komentar
#Workflow Kolaborasi yang Bikin AI Produktif
Rangkuman urutan yang aku jalani:
- Planning: Tulis PRD, breakdown task.
- Specification: Detailin setiap task, include acceptance criteria, edge case.
- Implementation: Uji/coba TDD (test dulu), minta AI generate code.
- Review: Cek kode, minta AI explain/optimize, review security.
- Documentation: Update API docs, README, changelog.
Jangan malas untuk refine prompt step-by-step. Aku kadang tiga-empat kali refine sebelum output beneran enak.
#Tips Lain dari Pengalaman Pribadi
- Iterasi itu wajib: Prompt pertama jarang banget langsung perfect. Refine terus!
- Multi-tool lebih oke: Kadang Copilot buat code, Claude buat review, dst.
- Checkpoints: Commit kecil biar gampang balikan kalau ada error aneh.
- Persistence: Mulai hari baru dengan summary session kemarin, biar AI “nyambung”.
- Adversarial prompting: Kadang aku minta AI untuk cek atau kritik hasil AI sendiri.
#Hindari Masalah Umum Ini
- Over-reliance: Tetap cek kode AI, jangan auto-approve semua.
- Context kebanyakan: Only attach yang relevan.
- Requirement ngambang: Spesifik dan detail.
- Lupa security & konsistensi style: Pakai context file & code review.
#Tools Favorit yang Bikin Kolaborasi Lebih Mulus
- Copilot, Cursor, Claude, Kilo Code: Assistant AI coding
- Notion/Markdown: Buat dokumentasi
- Linear/Jira: Project management
- Mintlify, Docusaurus: Gen docs otomatis
#Penutup
Setelah berminggu-minggu belajar, aku makin yakin AI benar-benar bisa jadi “rekan” dalam development. Tapi, kamu tetap perlu jadi nahkodanya—tanpa dokumentasi, spec, aturan coding, dan prompt yang pas, AI cuma jadi tambahan kecepatan, bukan pengubah hasil.
Semoga cerita dan template di atas bisa kamu pakai ulang di project berikutnya. Kalau kamu punya resep lain atau insight baru, boleh dong share juga!
Comments ()